Bendungan – Proyek strategis nasional pembangunan Bendungan Bagong di Kecamatan Bendungan, Trenggalek, membawa perubahan signifikan bagi masyarakat setempat.
Salah satu dampak yang paling terasa adalah relokasi ratusan makam warga.
Sebanyak 435 makam dari Desa Sumurup harus dipindahkan ke lokasi baru yang telah ditentukan.
Pemindahan makam ini bukan sekadar memindahkan jasad, melainkan juga menggeser sejarah dan kenangan yang melekat pada setiap makam.
Sebelum proses relokasi dimulai, warga menggelar doa bersama sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada leluhur dan memohon kelancaran proses pemindahan.
Makam-makam tersebut berasal dari dua lokasi berbeda di RT 12 RW 4 Gading 1 dan 2, dan akan dipindahkan ke beberapa titik seperti Tumpak Mulyo, Winong, Bromo, Punden, dan Jonggol.
Proses pemindahan makam dilakukan secara gotong royong oleh ahli waris masing-masing.
Mereka secara sukarela memindahkan makam leluhur mereka ke tempat peristirahatan terakhir yang baru.
Setiap makam yang dipindahkan membutuhkan waktu sekitar setengah hari.
Proses ini tentu membutuhkan tenaga dan waktu yang tidak sedikit, namun semangat gotong royong warga tetap menyala.
Sebagai bentuk apresiasi atas kesediaan warga merelokasi makam leluhur mereka, pemerintah memberikan kompensasi sebesar Rp 4,5 juta untuk setiap makam.
Kompensasi ini diharapkan dapat meringankan beban biaya yang dikeluarkan oleh ahli waris dalam proses pemindahan.
Pemilihan lokasi makam baru dan proses pemindahan sepenuhnya diserahkan kepada keputusan keluarga ahli waris.
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat menghargai hak dan keputusan keluarga dalam hal pemakaman.
Meskipun proses relokasi makam ini membawa duka, namun semangat kebersamaan dan gotong royong warga Desa Sumurup patut diapresiasi.
Mereka telah menunjukkan bahwa meskipun menghadapi perubahan yang besar, semangat gotong royong dan kepedulian terhadap warisan leluhur tetap terjaga.
Komentar