KPU Trenggalek Dinilai Tidak Profesional, Minim Sosialisasi Pemilih

TRENGGALEK – Pemilu kepala Daerah dan wakil kepala daerah (Pilkada) Serentak akan digelar pada 27 November 2024 atau tinggal kurang dari sebulan lagi.

Namun sisa waktu yang sudah mepet, ternyata masih banyak masyarakat yang belum tahu soal Pemilu.

Masyarakat masih banyak yang bingung dengan teknis pemungutan suara, termasuk ketidaktahuan calon yang dipilih siapa saja.

Minimnya sosialisasi yang dilakukan KPU Trenggalek kepada masyarakat mendapat keluhan dari berbagai kalangan.

Sejumlah masyarakat yang ditemui IST di wilayah Panggul, Dongko mengaku, kurang tahu bahwa Pemilu 2024 akan digelar tanggal 27 November nanti.

Apalagi  terkait detail soal siapa calon yang dipilihnya mereka banyak yang tidak tau. Termasuk lawan bumbung kosong mereka juga belum paham.

“Saya tahunya Pilkada bulan November tapi calonnya siapa saja tidak tau. Karena belum ada baliho dipasang bingung,” ungkap Tukiyem pedagang di Panggul. Senin (28/10/2024)

Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Trenggalek sekaligus Kepala Desa Karangturi Kecamatan Munjungan, Puryono, menilai sosialisasi pemilu kepala Daerah serentak 2024 harus ditingkatkan lagi.

“Sampai saat ini belum ada pihak yang sosialisasi terkait Pemilukada kabupaten , seharusnya KPUD bergerak cepat terkait ini,”Ujar Puryono, Senin (28/10/2024)

Menurut Puryono dengan minimnya sosialisasi ke publik, banyak masyarakat awam yang ada di pedesaan terutama di wilayah pinggiran belum mengerti terkait dengan Pilkada.

“Jangankan calon, bahkan tanggal Pilihan dan bulannya saja masyarakat sini banyak yang tidak tahu,” tutur Pria yang menjabat Kades Karang Turi Munjungan ini.

Lebih lanjut, Pilkada yang tinggal sebentar lagi ini, KPU Trenggalek dianggap kurang maksimal dalam melakukan sosialisasi dan pendidikan ke pemilih.

“Artinya apa bahwa Pendidikan Pemilih dan sosialisasi terkait Pemilukada tanggung jawab mutlak KPUD dan sampai saat ini masih minim” tutur Puryono, Mantan Aktivis 98 ini.

Dikatakan oleh Puryono, KPU Trenggalek hanya berkutat ditataran serimonial, kegiatan pemasangan baliho saja tidak dilakukan secara profesional.

“Contoh kecil Pemasangan baliho himbauan asal asalan, talinya banyak yang pakai Rapia, itu ditemukan hampir di seluruh wilayah kabupaten,” ungkapnya

Ia menilai Anggaran Pilkada yang begitu besar diberikan kepada KPU Trenggalek tidak di imbangi dengan kerja yang profesional.

 “Masak Anggaran 54 Milyar kayak gini caranya….. wkwkwkwkw,” pungkasnya sambil tersenyum.