Waspada, Dinkes Trenggalek Catat 21 Kasus Demam Berdarah

TRENGGALEK – Masyarakat Kabupaten Trenggalek dihimbau agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan demam berdarah dengue di musim penghujan ini.

Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, melaporkan bahwa hingga Senin jumlah kasus penderita demam berdarah dengue (DBD) di kabupaten itu sudah mencapai 21 kasus.

“Sampai dengan siang ini jumlah kasus DBD di Trenggalek sudah mencapai 21 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, dr. Saeroni, MMRS, Senin (17/01/2022).

Adapun perinciannya, Kata Saeroni di Puskesmas Karanganyar 3 orang, kemudian Suruh 1 orang, Pule 1 orang, Baruharjo 1 orang, Karangan 1 orang.

“Kemudian di Puskesmas Gandusari 2 orang, Pucanganak 4 orang, Munjungan 3 orang dan Tugu 5 orang, totalnya ada 21 orang,” terangnya.

Saeroni juga menyebutkan beberapa daerah yang setiap tahunnya ada kasus-kasus DBD, yang meliputi Kecamatan Kota, Durenan, Gandusari maupun Pogalan.

“Kita berharap kepada masyarakat, untuk melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” terangnya.

Saeroni menuturkan, dengan cara ini ampuh untuk menangani DBD dengan memutus perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.

Selain menjaga kebersihan lingkungan dan rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pihaknya juga melakukan pogging.

“Jadi yang pertama apabila ada kasus DBD kita lakukan penyelidikan epidemologi ke lapangan. Apabila di radius 100 meter ada penderita yang panas, maka kita lakukan fogging,” Ujarnya.

Pihaknya mengaku sudah melakukan fogging di beberapa titik-titik seperti di Kecamatan Tugu, kemudian Munjungan dan Pogalan.

“Dengan upaya ini harapannya kasusnya tidak meningkat, karena sejak awal sudah dilakukan pencegahan atau penanganan yang cepat,” terangnya.

Sedangkan untuk mengurangi fatalitas penyakit ini, pihaknya menyarankan kepada penderita untuk meminum cairan yang banyak.

“Karena DBD itu pembuluh darah yang bocor sehingga banyak cairan yang keluar. Maka obatnya adalah minum cairan yang banyak, baik itu air maupun oralit,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *