SURABAYA – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut Jawa Timur merupakan salah satu dari 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi stunting tertinggi di 2022.
Jawa Timur menjadi kontributor utama dari penurunan stunting secara nasional jika semua kalangan bertekad dan berjuang bersama-sama untuk mengatasi persoalan yang masih ditemui di lingkungan.
“Saya yakin Jawa Timur bisa, karena pemerintah pusat secara serius menangani persoalan stunting dari sektor hulu hingga hilir,” ujar Hasto dalam keterangannya, Selasa (2/3).
Di Jawa Timur sendiri, setidaknya sudah ada 3 Kota/Kabupaten yang telah sukses menekan angka stunting lewat beragam trobosan dan inovasi.
Ketiga daerah tersebut adalah Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ngawi, dan Kota Batu.
Dalam acara sosialisasi yang digelar BKKBN, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyambut positif rencana pemerintah menjadikan indikator penurunan stunting sebagai salah satu parameter keberhasilan kepala daerah dalam menyejahterakan warganya.
“Ada atau tidak ada penghargaan, sudah menjadi tugas pokok kepala daerah untuk selalu peduli dengan masalah kerakyatan termasuk penurunan stunting. Kami yang di Trenggalek terus bertekad untuk menurunkan angka stunting.”
“Posisi Trenggalek yang berkategori hijau di angka 18,1 persen dan menduduki urutan 212 dari 246 kabupaten/kota yang memiliki pevalensi tinggi menjadi lecutan untuk kami terus berkarya untuk kemasyarakatan,” ujar Bupati Trenggalek
Penurunan angka stunting di Kabupaten Trenggalek
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengatakan, jika mulanya Trenggalek masuk ke dalam zona merah dengan kasus stunting di angka 36 persen. Namun, selama 2 tahun terakhir, kasus stunting turun menjadi 18 persen dan Kabupaten Trenggalek masuk ke dalam zona hijau.
“Salah satu inovasi yang kota lakukan melalui timbang kepada seluruh balita. Kita yakin tahun depan bisa di bawah angka 10 persen,” kata Gus Ipin dalam sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonesia (RAN PASTI), Kamis (3/3).
Selain timbang rutin, Pemkab Trenggalek juga melakukan 3 hal untuk menekan angka stunting. Yakni layar lingkungan, keluarga dan individu.
“Lewat Adipura desa bisa meningkatkan kualitas lingkugan, air bersih. Kedua jamban, ibu-ibu di sana (Trenggalek) sekarang berlomba-lomba membuat jamban. Keluarga macam-macam, kalau perlu diberikan dorongan tambahan penghasilan, ada program sehat dibayar. Kalau kamu mau sehat kita bayari dan dikasih insentif,” jelasnya.