Suruh – Bencana tanah bergerak yang terjadi di Dusun Depok, Desa Ngrandu, Kecamatan Suruh, Trenggalek, terus meluas dan, mengancam keselamatan warga setempat.
Sebanyak 119 warga yang tinggal di area terdampak terpaksa mengungsi demi keselamatan mereka.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek mencatat kerusakan pada 38 rumah, memaksa 43 kepala keluarga untuk meninggalkan rumah mereka.
Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Atmono, mengungkapkan bahwa jumlah pengungsi meningkat setelah hujan lebat yang melanda pada malam Selasa, 17 Desember.
Awalnya hanya 23 orang dari sembilan kepala keluarga yang mengungsi, namun kini seluruh warga di RT tersebut, berjumlah 119 orang, harus meninggalkan tempat tinggal mereka.
Saat ini, para pengungsi ditempatkan di tiga posko yang telah didirikan oleh petugas gabungan.
sementara beberapa warga memilih untuk berlindung di rumah keluarga mereka di desa-desa terdekat seperti Puru, Pringapus, dan Sumberbening.
Bencana tanah bergerak ini tidak hanya merusak rumah, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada jalan, tiang listrik roboh, dan dinding masjid yang retak.
Kapolsek Suruh, Iptu Sanusi, menyatakan bahwa kondisi ini sangat berbahaya bagi warga yang masih berada di lokasi.
Sebagian besar rumah mengalami keretakan serius dan lantai yang amblas, menjadikan kondisi rumah tak lagi layak dihuni.
Luas area yang terdampak diperkirakan mencapai tujuh hektare.
Petugas gabungan dari BPBD, TNI-Polri, BAZNAS, dan Tiga Pilar Desa Ngrandu telah berupaya mengurangi dampak bencana dengan mengevakuasi warga, serta memindahkan barang berharga dan hewan ternak.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, menyatakan bahwa pihaknya sedang merancang langkah-langkah jangka panjang untuk mengatasi situasi ini.
termasuk mempertimbangkan opsi relokasi warga ke lokasi yang lebih aman.
Ia mengungkapkan bahwa pemerintah desa tengah mencari lahan baru untuk pemukiman warga yang terdampak.
Jika warga memiliki tanah di lokasi lain, bantuan akan diberikan untuk pembangunan rumah, atau jika tidak, lahan baru akan disiapkan.
Pendanaan untuk pemulihan melibatkan pemerintah daerah, provinsi, pusat, serta bantuan dari pihak swasta yang dikelola oleh BAZNAS.
Bantuan berupa kasur, selimut, sembako, dan makanan siap saji telah disalurkan, dan bantuan dari provinsi diperkirakan akan segera datang.
Bupati yang akrab disapa Mas Ipin ini juga mengimbau warga untuk menjaga vegetasi hutan dengan menanam pohon-pohon besar yang memiliki akar kuat untuk memperkuat cengkeraman tanah.
Selain itu, ia berencana melakukan reboisasi di kawasan rawan untuk mencegah terjadinya bencana serupa di masa depan.
Tanaman kayu produktif dengan akar yang kuat dapat menjadi solusi untuk mencegah bencana tanah bergerak.
Kami akan menyediakan bibit pohon untuk penghijauan di kawasan rawan, ujar Mas Ipin.
Pihak berwenang juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, karena intensitas hujan di wilayah Trenggalek diperkirakan masih akan tinggi.