Petani Porang Di Trenggalek Menjerit, Harga Turun Drastis

PANGGUL – Petani porang di wilayah Trenggalek ‘menjerit’ karena harga panen porang merosot tajam. Saat ini, harga porang basah di pasaran berkisar antara Rp 2.000-Rp 2.500.

Salah satu petani porang di Desa Manggis Kecamatan Panggul, Trenggalek Mukiyat mengaku gelisah karena harga porang terjun bebas.

Dirinya sudah 2 tahun menanam porang dan ingin dipanen. Namun, harganya tidak seimbang dengan modal yang ia keluarkan.

“Harganya kemarin itu ada yang nawar Rp 2.300 per kilo. Lah saya beli bibit itu dulu mahal, belum lagi biaya pupuk. Kalau dipanen dan dijual sekarang ya gak nuntut, malah rugi petani,” kata Mukiyat, Jumat (9/9/2022).

Pria yang juga berprofesi sebagai penjual kayu ini mempertanyakan komitmen pemerintah terkait porang yang sebelumnya sempat digembar-gemborkan jadi primadona baru.

“Pemerintah baik dari sini (kabupaten) maupun provinsi seperti hanya seremonial saja waktu itu, ikut gembar-gembor. Pas kayak gini enggak ada yang muncul semua,” ujarnya.

Mukiyat mengatakan bahwa saat ini para petani membutuhkan bantuan dari pemerintah. Bukan modal, melainkan fasilitas ekspor atau setidaknya adanya batasan harga porang.

“Kita itu cuma butuh pemerintah membantu fasilitasi ekspor, atau minimal memberi batas bawah harga porang. Gara-gara digembar-gemborkan pemerintah, banyak yang tanam, sekarang harga anjlok, pemerintah gak kasih solusi,” sambungnya.

Petani Porang mengeluh

Pria berusia 56 tahun itu berharap Pemerintah segera mengambil langkah menjaga harga porang agar tidak terjun bebas.

“Bu Gubernur bantu kami petani porang, apalagi di Jatim, lahan porang itu banyak sekali,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *