Trenggalek – Kabupaten Trenggalek masih menghadapi tantangan kasus HIV yang terus berubah. Data terbaru Dinkesdalduk KB Trenggalek mencatat 34 kasus HIV pada semester pertama 2024.
angka yang lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.
Kepala Dinkesdalduk KB Trenggalek, dr. Sunarto, menyampaikan bahwa pada tahun 2021 tercatat 18 kasus HIV.
Angka tersebut meningkat menjadi 83 kasus pada tahun 2022 dan mencapai puncaknya dengan 104 kasus pada tahun 2023.
Penularan HIV terus terjadi melalui berbagai cara, termasuk darah, sperma, cairan vagina, dan ASI.
Virus ini dapat menyebar ketika terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi.
Virus ini juga dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik secara berulang, serta dari ibu ke anak selama kehamilan dan menyusui,Imbuh Sunarto.
Ia juga menyampaikan infeksi HIV jika tidak segera ditangani dapat berpotensi berkembang menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
dimana kondisi sistem kekebalan tubuh kehilangan kemampuan tuk melawan infeksi.
AIDS adalah tahap akhir infeksi HIV yang membuat tubuh tak lagi mampu melawan Patogen, jelas sunarto.
Menghadapi tantangan ini, Dinkesdalduk KB Trenggalek intensifkan program edukasi untuk menurunkan kasus HIV.
“Kami melakukan skrining dini pada ibu hamil, warga lapas, dan pekerja seks untuk deteksi awal,” ujarnya.
Sunarto menambahkan bahwa penyuluhan untuk pelajar SMP dan SMA terus dilakukan dengan melibatkan kader PIK R dan duta genre sebagai agen edukasi pencegahan HIV/AIDS.