Diduga Jadi Tempat Mesum, Kost Kostan Di Trenggalek Didemo Warga

TRENGGALEK – Puluhan warga Kelurahan Sumbergedong, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek melakukan aksi protes dengan mendatangi kantor kelurahan setempat.

Warga melakukan aksi menuntut menutup sebuah rumah atau griya yang diduga digunakan sebagai tempat mesum yang disewakan.

Salah seorang pendemo, Timbul, mengatakan aksi protes dilakukan setelah sebelumnya seringkali di lokasi tersebut terjadi keributan akibat kasus perselingkuhan.

“Warga merasa resah dengan adanya Griya Anggrek yang dijadikan tempat mesum layaknya sebuah hotel, dan sering terjadi keributan karena kasus perselingkuhan,” ujar Timbul.

Menurut Timbul, warga meminta pihak pengelola untuk memfungsikan sesuai peruntukan bukan sebagai sarana maksiat.

“Kami menuntut pihak manajemen untuk menghentikan sementara dan tidak memfungsikan sebagai hotel (sistem harian), namun sebagai tempat kos biasa,” terangnya.

Lebih lanjut Timbul mengungkapkan, di Griya anggrek ini menurut catatan sudah dua kali terjadi kegaduhan akibat kasus perselingkuhan.

“Pada bulan Januari 2022 terjadi kegaduhan kasus perselingkuhan, yang kemudian dilakukan mediasi oleh pihak kelurahan dan tidak akan mengulangi lagi,” ujar Timbul.

Namun pada bulan Maret, kasus yang sama terulang lagi sehingga membuat warga geram sehingga melakukan aksi protes.

“Setelah kasus pertama selesai, kegaduhan kembali terjadi pada 15 Maret lalu, sehingga emosi warga memuncak dan langsung melakukan aksi protes,” terangnya.

Dari hasil mediasi yang dilakukan antara Pemerintah, Pihak manajemen Griya Anggrek dan warga akhirnya sepakat untuk menghentikan sementara dan tidak menerima tamu baru.

“Hasil kesepakatan, Selama penutupan pihak hotel dipersilakan untuk melakukan evaluasi manajemen dan mengalihfungsikan sebagai tempat kos biasa,” imbuhnya.

Tempat penginapan Griya Anggrek yang diprotes warga ini memiliki 21 kamar dan selama ini bisa dilakukan sewa harian layaknya sebuah hotel.

“warga berharap dikembalikan ke fungsi awal sebagai kost kostan dengan sewa bulanan bukan harian yang berpotensi dijadikan tempat mesum,” pungkas Timbul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *